Kamis, 23 Januari 2014

AIR GURUN LIBYA

Ketika mencari minyak di gurun Libya menemukan sejumlah air di bawah pasir. Suatu proyek rekayasa besar diresmikan oleh Kolonel Gadhafi kepala negara Libya, untuk mengalirkan air dari gurun ke kota-kota pesisir.The Great Man-Made River adalah suatu proyek rekayasa teknik sipil terbesar di dunia, yang hampir tidak dikenal di luar Libya. Richard Hollingham seorang wartawan Barat mengunjungi proyek ini, melaporkan pengalamannya.


The desert water emerging from the underground pipes at Ajdabiya


                                        Air mengalir ke reservoir di Ajdabiya, North East Libya. 
                                             Teks Arab ditulis pada beton mengutip Al-Quran: 
                                             "Kami menciptakan setiap makhluk hidup dari air"


Diresmikan pada tahun 1991, sungai buatan manusia terbesar tersebut terdiri dari pipa sepanjang 5000 km yang mengalirkan air sebanyak 6,500,000 meter kubik tiap hari dari akuifer di gurun ke lahan pertanian dan kota-kota di pesisir Libya.

Air tersebut memiliki kekuatan mengubah kehidupan dan ekonomi bangsa Libya.Serta menyediakan air yang segar dan bersih untuk Libya. Negara juga berambisi untuk berencana mengembangkan pasar di Eropa, untuk awalnya buah dan sayur.

Setelah hampir enam bulan mencoba, reporter Richard Hollingham diberikan ijin untuk mengunjungi proyek tersebut, ia tidak bisa membayangkan informasi apa yang akan diperoleh. Seperti kita ketahui bahwa Libya adalah salah satu negara yang sangat tertutup, apalagi untuk proyek yang sangat strategis ini.  
  

Sanksi PBB terhadap Libya setelah pemboman Lockerbie telah dicabut tiga tahun sebelumnya, dan hubungan dengan AS belum pulih secara penuh. Akan bagaimana penerimaan tuan rumah nantinya? Seberapa jauh mereka akan membuka diri?


Khawatir kalau tidak berhasil, kembali ke Inggris tanpa membawa informasi atau berita. Maka Richard memutuskan untuk merekam setiap saat dia bisa sekalipun di kamar hotelnya.

Apa yang ia temukan adalah sebuah negara dalam keadaan transisi. Libya sedang berubah dan proyek tersebut memainkan peran sentral dalam perubahan tersebut.


Selain memberikan pada Libya suatu pengalaman teknis dan pengetahuan, proyek tersebut juga ,memicu perubahan ekonomi.


Tapi tidak hanya Libya yang berubah sangat cepat, namun Richard sendiri harus merubah juga pendapat dirinya tentang Libya.

Bayangan bahwa akan kesulitan dalam wawancara dan akses ke pejabat pemerintah yang berwenang ternyata malahan sebaliknya. Ternyata Richard mendapatkan tuan rumah yang baik, jujur, terbuka dan siap membantu.

Segara terlihat jelas ada ketidaksesuaian serius antara prasangka tentang negara dan pengalamannya ketika sampai di negara tersebut.


Sumber: BBC News





Senin, 13 Januari 2014

KALAU KALI PROGO SUDAH KAWIN DENGAN KALI OPAK


Menurut cerita, Sunan Kalijaga dahulu pernah mengatakan, bumi Mataram  (kota Yogyakarta), akan menjadi daerah yang subur-makmur, gemah ripah loh Jinawi kerta tur raharja kalau Kali Progo terlaksana kawin dengan atau menyatu dengan Kali Opak. Dan ramalan sunan Kalijaga tersebut ternyata menjadi kenyataan. Pada akhir tahun 1945, air Kali Progo yang letaknya di sebelah Barat kota Yogyakarta  dan Kali Opak yang letaknya di sebelah Barat kota Yogyakarta atu tepatnya di Kalasan dekat Prambanan, bisa terwujud menjadi satu dengan adanya saluran atau selokan yang terkenal dengan nama selokan Mataram.
            Menurut buku 200 Tahun Kota Yogyakarta (1756-1956), Selokan Mataram awal pembangunannya sekitar tahun 1942 sampai 1944 pada waktu Jepang menduduki tanah Jawa. Yang punya ide/gagasan membangun selokan legendaries tersebut adalah Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) IX dari Keraton Yogyakarta. Pada saat itu Sri Sultan didatangi Pembesar Jepang yang meminta Sri Sultan menyediakan tenaga muda dari rakyat Yogyakarta yang akan dikirim ke luar Jawa sebagai romusha. Yang dinamakan romusha adalah kerja paksa tidak dibayar  tidak dipelihara sebagaimana mestinya, disuruh kerja tanpa istirahat untuk membuat barak militer, waduk, landasan pesawat terbang, jalan besar dll.
            Menerima permintaan pembesar Jepang itu, di hati Sultan tidak rela kalau para rakyat Yogyakarta akan dijadikan sapi perahan untuk kejayaan dan kemenangan Jepang pada Perang Dunia II itu. Maka dari itu Sri Sultan lalu mencari akal bagaimana caranya untuk menolak permintaan tersebut dengan cara yang halus.
            Sultan HB IX lalu usul ke pembesar Dai Nippon itu, bahwa selama ini Yogyakarta merupakan daerah minus dan kering, hasil buminya yang pokok Cuma gaplek dan ketela pohon. Oleh sebab itu Sri Sultan kemudian mengusulkan pada pemerintah Jepang supaya di Yogyakarta diadakan pembuatan saluran irigasi untuk mengairi sawah dan tegalan yang ada di daerah Sleman Utara sampai ke daerah Kalasan sebelah Timur agar bisa jadi lahan subur untuk olah tani. Caranya dengan mengerahkan rakyat Yogyakarta agar gotong royong membangun jalan airdari Kali Progo sampai Kali Opak. Apabila Yogyakara sudah menjadi wilayah yang subur, diharapkan bisa meningkatkan pemasokan kebutuhan pangan buat Jepang di garis depan.
            Pembesar Jepang ternyata menyetujui gagasan Sri Sultan tersebut, yang kemudian memerintahkan rakyatnya untuk bergotong royong membangun selokan tersebut. Buat rakyat Yogyakarta kebijaksanaan Sultan HB IX  ini merupakan anugerah yang besar sebab bisa bebas dari kewajiban menjadi romusha.
            Sultan HB IX memang seorang pemimpin yang bisa melindungi rakyatnya. Maka dari itu tepat sekali kalau Sultan mempunyai sesanti Tahta Untuk Rakyat,” kata Mbah Jumali (82) warga Cibuk Lor, Kecamatan Sayegan, Sleman yang desanya dilewati saluran tersebut. Saluran tersebut dilengkapi dengan 2 unit pintu air, setelah selesai lalu diberi nama “Selokan Mataram” dalam bahasa Jepang disebut Gunsei Hasuiro atau Hunsei Yasuiro.

BENDUNGAN ANCOL BLIGO   
Selokan Mataram itu merupakan saluran air yang airnya diambil dari Saluran Induk Bendung Ancol Bligo di Kali Progo, yang letaknya di Dusun Karang Talun, Kalurahan Bligo, kecamatan Ngluwar, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Dulu nama Bendung tersebut dinamakan Bendung Karang Talun sesuai dengan nama dusun dimana bendung tersebut terletak. Tiap hari libur wisatawan domestik banyak yang berunjung ditempat ini. Pada saat ini bendung tersebut lebih terkenal dengan nama Bendung Ancol Bligo. Kemungkinan tempat rekreasi air ini seperti di Ancol Jakarta yang tempatnya di Kelurahan Bligo.
            Dari Saluran Induk Karang Talun airnya mengalir ke Selatan menelusup Dusun Bligo (terletak dibawah dusun) yang panjangnya kurang lebih satu kilometer. Kemudian muncul dari terowongan, saluran mengarah ke Tenggara. Di  Dusun Bligo Beteng saluran bercabang jadi dua. Saluran yang turun merupakan ujung dari Saluran Van der Wijk yang dibangun waktu jamannya Gubernur Jenderal Van der Wijkpada tahun 1911, sedangkan yang ke Timur merupakan ujung dari Saluran Mataram yang sampai sekarang lebih terkenal dengan nama Selokan Mataram.
            Awalnya air di Saluran Van der Wijk ini di sebelah Barat Dusun Jambesan, Kecamatan Tempel 

Rabu, 28 April 2010

PERJANJIAN KERJASAMA DKI JAKARTA DAN BELANDA GUNA PENINGKATAN KINERJA DALAM PEKERJAAN PENGERUKAN

Telah ditandatangani suatu kesepakatan kerjasama antara pemerintah provinsi DKI Jakarta dengan Partners for Water dari pemerintah Belanda yang ditanda tangani 3 September 2008 di Jakarta tentang pelaksanaan Pilot Dredging Project (PDP) atau Proyek Percontohan Pengerukan.

Didalam dokumen kerjasama pemerintah provinsi DKI Jakarta diwakili oleh Dinas Pekerjaan Umum DKI Jakarta dalam hal ini oleh Kepala Dinas Bpk. Ir. Wishnu Subagio Yusuf, M.Sc sedangkan Partners for Water oleh Ir. Warmerdam, M.Sc selaku manajer program. Sebagai saksi adalah Direktur Sungai Danau dan Waduk, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Kementerian Pekerjaan Umum, Bapak Ir. Widagdo, Dipl. HE dalam hal ini selaku Head of PMU JUFMP/JEDI.

Didalam perjanjian kesepakatan tersebut dituliskan dengan jelas kontribusi masing-masing pihak di dalam pelaksanaan Proyek Percontohan Pengerukan yang dicantumkan di dalam pargraf 1 dan 2.

Paragraf 1: Partisipasi DKI Jakarta

DKI Jakarta akan berpartisipasi dalam bentuk pendanaan dan kontribusi seperti didalam tabel di bawah ini: Daftar Berbutir
Material Bahan bakar dan oli untuk semua peralatan yang meliputi floating bulldozer, excavator dan dumptruck.
Peralatan
2 Dua unit excavator (standard dan long reach arm) untuk menyiapkan tempat pembuangan hasil pengerukan termasuk biaya pengangkutan ke dan dari tempat pembuangan.
3 Lima unit dumptruck (tipe Isuzu 200 PS ATR) termasuk pengemudinya untuk mengangkut material hasil pengerukan ke tempat pembuangan.
4 Drum bahan bakar baik di lokasi pengerukan maupun tempat pembuangan.
5 Tempat pencucian dumptruck termasuk tenaga kerjanya.

Personel
6 Empat orang staf dalam jangka panjang: sebagai Manager Proyek, Perencana Proyek, Perencana Pekerjaan dan Supervisi/Pengawas.
7 Operator dredger 6 orang, excavator 4 orang, dumptuck 5 orang dan pembantu/kernet untuk dumptruck 5 orang.
8 Penjaga keamanan baik di tempat pengerukan maupun tempat pembuangan.

Lain-lain
9 Semua surat/dokumen perijinan baik untuk pekerjaan pengerukan maupun pembuangan, termasuk Pengelolaan Lingkungan maupun Laporan Monitoring Lingkungan (RKL/RPL)
10 Ruang kantor beserta furniture atau kelengkapannya untuk Konsorsium.
11 Dokumen-dokumen import peralatan pengerukan.
12 Administrasi dan dukungan pemerintah untuk proyek ini.

3. Selama proyek berlangsung personil DKI Jakarta akan dilatih untuk membangun dan melaksanakan pekerjaan pengerukan ini dengan peralatan baru yang akan diserahkan pada waktu pelaksanaan proyek. Setelah proyek berakhir DKI Jakarta akan melanjutkan pengerukan dengan alat tersebut sekurang-kurangnya 6 bulan yang disebut aftercare period (masa setelah perawatan/pemeliharaan).

4. Untuk menjadikan lebih mampu melaksanakan pengerukan, setelah proyek percontohan ini, DKI Jakarta akan membeli atau menyediakan hidrolik excavator yang memakai roda (ban) yang berfungsi untuk mengangkat material pengerukan ke dumptruck dan genset untuk mensuplai aliran listrik ke rotating drum separator di tempat pembuangan.

5. DKI Jakarta akan memperhatikan keamanan di tempat pembuangan beserta peralatannya. Di tempat pembuangan disarankan memakai suatu pagar kawat untuk mencegah masuknya orang yang tidak berkepentingan. Di waktu malam peralatan pengerukan (alat pengeruk, hidrolik excavator dan alat-alat lain) harus disimpan di tempat yang tertutup.

6. DKI Jakarta harus menyediakan personilnya yang bekerja di tempat pembuangan dan lokasi pengerukan dengan pakaian pelindung seperti sepatu boot dan penutup muka untuk mengurangi kemungkinan luka atau kontak langsung dengan sedimen yang terkena polusi.

7. DKI Jakarta harus mengatur lalulintas di jalan atau jembatan yang sedang digunakan proyek untuk excavator mengangkat material pengerukan ke dumptruck. Hal ini untuk mencegah adanya kecelakaan.

Paragraf 2: Peralatan dan material yang disediakan oleh Partners for Water

1. Partners for Water akan membayar alat yang tersebut pada tabel dibawah ini dan diserahkan ke DKI Jakarta setelah diimport ke Indonesia.

1 Satu unit small floating bulldozer (panjang 7m lebar 1.2 m)
2 Satu unit medium floating bulldozer (panjang 12-13 m lebar 2-3m)
3 Dua unit hydraulic grab
4 Satu unit rotating drum separator
5 Pulling box (dibuat di Indonesia)
6 Satu unit pompa bergerak (dibeli di Indonesia)
7 Silt box untuk di tempat pembuangan (dibuat di Indonesia)
8 Delapan unit timber dragline sheets ( dibuat di Indonesia)
9 Workshop container
10 Spare part untuk floating bulldozer dan rotating drum separator
11 Pakaian pelindung untuk operator floating bulldozer

2. Partners for Water akan membayar modifikasi dumptruck kepunyaan DKI Jakarta untuk membuat baknya kedap air dan menyewa peralatan seperti tersebut dibawah ini untuk dipakai selama pelaksanaan proyek.

1) Satu unit mobile excavator untuk mengangkat material pengerukan ke dumptruck
2) Satu unit crane untuk mengangkat medium floating bulldozer ke air dan mengangkatnya apabila ada halangan di Kali Mati.
3) Satu unit perahu kecil

3. Partners for Water akan membayar material yang diperlukan untuk membuat tempat pembuangan material pengerukan.

Hal-hal diatas adalah kewajiban masin-masing pihak di dalam melaksanakan Proyek Percontohan Pengerukan yang bertujuan untuk mengajarkan atau melatih kepada aparat pemerintah provinsi DKI Jakarta dalam hal ini Dinas Pekerjaan Umum DKI Jakarta, bagaimana melakukan atau melaksanakan suatu pekerjaan pengerukan dengan baik dan benar, dengan peralatan yang diperkenalkan oleh pemerintah Belanda.

Di dalam pelaksanaan proyek ini pemerintah Belanda dalam hal ini Partners for Water telah membentuk suatu Konsorsium yang terdiri dari beberapa konsultan dan kontraktor Belanda yang berpengalaman di dalam pekerjaan pengerukan.

Bagaimana pelaksanaan proyek in selanjutnya akan dilaporkan pada tulisan lain.

Senin, 02 Maret 2009

PROYEK PERCONTOHAN PENGERUKAN DI JAKARTA

Pada tahun 2006 Menteri Pekerjaan Umum Indonesia, Djoko Kirmanto bersama Menteri Lingkungan Hidup, Rachmat Witoelar menanda tangani suatu MOU dengan dua menteri dari Belanda untuk bekerja sama mengurangi akibat banjir tahunan di Jakarta. Suatu kajian, yang dilaksanakan oleh tenaga ahli Belanda dan Indonesia menyusul adanya banjir yang hebat di bulan Pebruari 2007, yang disimpulkan bahwa dengan pengerukan saluran drainasi kunci (tertentu) di Jakarta, penduduk Jakarta yang kebanjiran dapat berkurang sebesar 40 %. Sebagai suatu konskwensinya pemerintah Indonesia dan Bank Dunia mulai mempersiapkan suatu proyek pengerukan berskala besar di Jakarta.

Belanda mempunyai banyak saluran drainasi seperti juga di Jakarta yang tidak mudah dicapai atau didekati sampai ke tepi saluran. Di tepi saluran atau sungai banyak berdiri rumah-rumah yang pada umumnya membelakangi sungai. Alat pengeruk dan truk yang mengangkut lumpur sulit untuk masuk sampai ke tepi sungai atau saluran. Akibatnya saluran/sungai tersebut sulit untuk dikeruk lumpur atau sedimennya. Kadang-kadang saluran tersebut dikeruk dengan suatu eskavator diatas suatu ponton apung, namun hal ini tidak selalu mungkin dilakukan, maka suatu teknik pengerukan skala kecil lain telah dikembangkan untuk saluran tersebut di Belanda. Pemerintah Indonesia meminta pemerintah Belanda agar teknik pengerukan tersebut diperkenalkan di Jakarta dan peralatan pengerukan yang berukuran kecil dapat diberikan ke Indonesia sebagai hibah.

Pemerintah Belanda menanggapi secara positif atas permintaan pemerintah Indonesia, yang berupa Proyek Percontohan Pengerukan. Ada tiga komponen untuk proyek ini:
1. Pemberian hibah peralatan pengerukan yang baru kepada pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
2. Pelatihan kerja untuk operator dan staf pemerintah Provinsi DKI Jakarta
3. Kesadaran dan partisipasi masyarakat dengan sasaran mengkampanyekan informasi untuk mengurangi pembuangan sampah ke saluran dan memperkenalkan masyarakat tentang pembersihan saluran drainasi mikro secara manual.

Pelatihan kerja akan diberikan dengan melaksanakan pekerjaan pengerukan di Kali Mati dan Pademangan. Lumpur hasil pengerukan akan diangkut dengan truk ke Ancol, dimana suatu tempat pembuangan akan dibuat. Pada tempat pembuangan, lumpur akan dipisah menjadi lumpur dan sampah. Pemerintah Belanda, yang diwakili oleh suatu lembaga pemerintah yang disebut Partners for Water yang mengontrak suatu konsorsium yang disebut Jakarta Flood Team untuk melaksanakan ini. Suatu perjanjian kerjasama sudah ditanda tangani pada tanggal 3 September 2008 antara DPU DKI dan Partners for Water guna kejelasan kontribusi masing-masing pihak di dalam pelaksanaannya.

Rencana pelaksanaan Proyek Percontohan Pengerukan dapat diringkas sebagai berikut:
1. Mulai proyek: pertengahan Agustus 2008
2. Persiapan pekerjaan dan pengadaan peralatan baru: Agustus - Nopember 2008
3. Pembuatan tempat pembuangan lumpur: Nopember 2008
4. Pelatihan kerja yang dilakukan selama pelaksanaan pekerjaan pengerukan di Kali Mati dan Kali Pademangan: pertengahan Nopember sampai akhir Maret 2009

Pengikut

Mengenai Saya

Foto saya
Dilahirkan di Yogyakarta pada 2 Maret 1948 oleh seorang ibu bernama Mudjiati dan ayah bernama Soenarto, di Rumah Sakit Bethesda. Kami bersaudara empat orang, saya yang nomer satu.Terdiri tiga orang lelaki dan seorang perempuan yang nomer tiga. Dari Sekolah Dasar atau dulu disebut Sekolah Rakyat sampai Perguruan Tinggi di kota terbesar kedua di Indonesia yaitu Surabaya. Strata 1 saya selesaikan di Institut Teknologi 10 Nopember Surabaya dengan mengambil jurusan Hidro Teknik di Fakultas Teknik Sipil. Karena berikatan dinas dengan Kementerian Pekerjaan Umum, setelah selesai pendidikan di ITS saya harus bekerja di Kementerian Pekerjaan umum. Selanjutnya oleh Kementerian Pekerjaan Umum saya disekolahkan ke IHE Delft the Netherland mengambil S2 untuk jurusan Hydraulic Structure. Pada saat ini saya sudah pensiun dan selanjutnya menjadi konsultan bebas bidang Sumber Daya Air (SDA). Demikian sekelumit perkenalan diri saya.