Menurut cerita, Sunan Kalijaga dahulu
pernah mengatakan, bumi Mataram (kota
Yogyakarta), akan menjadi daerah yang subur-makmur, gemah ripah loh Jinawi
kerta tur raharja kalau Kali Progo terlaksana kawin dengan atau menyatu dengan
Kali Opak. Dan ramalan sunan Kalijaga tersebut ternyata menjadi kenyataan. Pada
akhir tahun 1945, air Kali Progo yang letaknya di sebelah Barat kota
Yogyakarta dan Kali Opak yang letaknya
di sebelah Barat kota Yogyakarta atu tepatnya di Kalasan dekat Prambanan, bisa
terwujud menjadi satu dengan adanya saluran atau selokan yang terkenal dengan
nama selokan Mataram.
Menurut
buku 200 Tahun Kota Yogyakarta (1756-1956), Selokan Mataram awal pembangunannya
sekitar tahun 1942 sampai 1944 pada waktu Jepang menduduki tanah Jawa. Yang
punya ide/gagasan membangun selokan legendaries tersebut adalah Sri Sultan
Hamengku Buwono (HB) IX dari Keraton Yogyakarta. Pada saat itu Sri Sultan
didatangi Pembesar Jepang yang meminta Sri Sultan menyediakan tenaga muda dari
rakyat Yogyakarta yang akan dikirim ke luar Jawa sebagai romusha. Yang
dinamakan romusha adalah kerja paksa tidak dibayar tidak dipelihara sebagaimana mestinya,
disuruh kerja tanpa istirahat untuk membuat barak militer, waduk, landasan
pesawat terbang, jalan besar dll.
Menerima
permintaan pembesar Jepang itu, di hati Sultan tidak rela kalau para rakyat
Yogyakarta akan dijadikan sapi perahan untuk kejayaan dan kemenangan Jepang
pada Perang Dunia II itu. Maka dari itu Sri Sultan lalu mencari akal bagaimana
caranya untuk menolak permintaan tersebut dengan cara yang halus.
Sultan HB IX lalu usul ke pembesar
Dai Nippon itu, bahwa selama ini Yogyakarta merupakan daerah minus dan kering,
hasil buminya yang pokok Cuma gaplek dan ketela pohon. Oleh sebab itu Sri
Sultan kemudian mengusulkan pada pemerintah Jepang supaya di Yogyakarta
diadakan pembuatan saluran irigasi untuk mengairi sawah dan tegalan yang ada di
daerah Sleman Utara sampai ke daerah Kalasan sebelah Timur agar bisa jadi lahan
subur untuk olah tani. Caranya dengan mengerahkan rakyat Yogyakarta agar gotong
royong membangun jalan airdari Kali Progo sampai Kali Opak. Apabila Yogyakara
sudah menjadi wilayah yang subur, diharapkan bisa meningkatkan pemasokan
kebutuhan pangan buat Jepang di garis depan.
Pembesar
Jepang ternyata menyetujui gagasan Sri Sultan tersebut, yang kemudian
memerintahkan rakyatnya untuk bergotong royong membangun selokan tersebut. Buat
rakyat Yogyakarta kebijaksanaan Sultan HB IX ini merupakan anugerah yang besar sebab bisa
bebas dari kewajiban menjadi romusha.
Sultan
HB IX memang seorang pemimpin yang bisa melindungi rakyatnya. Maka dari itu
tepat sekali kalau Sultan mempunyai sesanti Tahta Untuk Rakyat,” kata Mbah
Jumali (82) warga Cibuk Lor, Kecamatan Sayegan, Sleman yang desanya dilewati
saluran tersebut. Saluran tersebut dilengkapi dengan 2 unit pintu air, setelah
selesai lalu diberi nama “Selokan Mataram” dalam bahasa Jepang disebut Gunsei
Hasuiro atau Hunsei Yasuiro.
BENDUNGAN
ANCOL BLIGO
Selokan Mataram itu merupakan saluran
air yang airnya diambil dari Saluran Induk Bendung Ancol Bligo di Kali Progo,
yang letaknya di Dusun Karang Talun, Kalurahan Bligo, kecamatan Ngluwar,
Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Dulu nama Bendung tersebut dinamakan Bendung
Karang Talun sesuai dengan nama dusun dimana bendung tersebut terletak. Tiap
hari libur wisatawan domestik banyak yang berunjung ditempat ini. Pada saat ini
bendung tersebut lebih terkenal dengan nama Bendung Ancol Bligo. Kemungkinan
tempat rekreasi air ini seperti di Ancol Jakarta yang tempatnya di Kelurahan
Bligo.
Dari
Saluran Induk Karang Talun airnya mengalir ke Selatan menelusup Dusun Bligo
(terletak dibawah dusun) yang panjangnya kurang lebih satu kilometer. Kemudian
muncul dari terowongan, saluran mengarah ke Tenggara. Di Dusun Bligo Beteng saluran bercabang jadi dua.
Saluran yang turun merupakan ujung dari Saluran Van der Wijk yang dibangun
waktu jamannya Gubernur Jenderal Van der Wijkpada tahun 1911, sedangkan yang ke
Timur merupakan ujung dari Saluran Mataram yang sampai sekarang lebih terkenal
dengan nama Selokan Mataram.
Awalnya
air di Saluran Van der Wijk ini di sebelah Barat Dusun Jambesan, Kecamatan
Tempel
Tidak ada komentar:
Posting Komentar